JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot tercatat stabil dan cenderung menguat di awal perdagangan hari ini. Senin, 24 November 2025, rupiah dibuka di level Rp16.716 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pergerakan ini membuat rupiah tidak bergerak jauh dibanding penutupan Jumat, 21 November 2025, yang juga berada di level Rp16.716 per dolar AS. Kondisi rupiah ini berlawanan dengan tren mayoritas mata uang utama Asia yang mengalami pelemahan pagi ini.
Pergerakan Mata Uang Asia Lainnya
Hingga pukul 09.00 WIB, baht Thailand menjadi mata uang yang melemah paling tajam di Asia. Nilainya anjlok 0,32% dibanding dolar AS, menandai tekanan signifikan pada mata uang Negeri Gajah Putih tersebut.
Yen Jepang juga terkoreksi 0,2% di pasar spot. Selanjutnya, won Korea Selatan turun 0,14% dan peso Filipina melemah 0,12% terhadap greenback pagi ini.
Yuan China mengalami penurunan tipis sebesar 0,04%. Sedangkan dolar Singapura dan dolar Taiwan masing-masing terkikis 0,02% pada sesi perdagangan pagi ini.
Mata Uang yang Menguat di Pasar Asia
Sementara itu, ringgit Malaysia menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia pagi ini. Nilainya naik 0,1% terhadap dolar AS, menunjukkan sentimen positif investor terhadap ekonomi Malaysia.
Dolar Hongkong juga menguat tipis, sebesar 0,01%. Penguatan ini mencerminkan stabilitas relatif terhadap greenback dibanding mata uang regional lainnya.
Tren Rupiah dan Prospek Perdagangan
Rupiah yang stabil di level Rp16.716 per dolar AS menunjukkan daya tahan terhadap gejolak regional. Kondisi ini menjadi pertanda bahwa likuiditas pasar domestik tetap kuat di tengah fluktuasi mata uang Asia lainnya.
Analis pasar menilai, meski rupiah stabil, investor tetap mewaspadai pergerakan mata uang utama Asia. Pelemahan baht, yen, dan won bisa memengaruhi arus modal regional dan berdampak pada nilai tukar rupiah dalam perdagangan lanjutan.
Stabilitas rupiah juga didukung oleh intervensi bank sentral dan pengelolaan cadangan devisa yang efisien. Hal ini memberi sinyal positif bagi pelaku pasar mengenai ketahanan ekonomi domestik.
Pergerakan tipis mata uang lain, seperti ringgit dan dolar Hongkong yang menguat, menunjukkan adanya peluang diversifikasi portofolio bagi investor. Rupiah yang relatif stabil juga mempermudah perusahaan melakukan transaksi internasional tanpa risiko fluktuasi besar.
Selain itu, kondisi rupiah saat ini menjadi acuan bagi perdagangan valas di pasar spot dan forward. Pelaku pasar menunggu data ekonomi terbaru serta kebijakan moneter regional untuk menentukan arah pergerakan jangka pendek.
Penguatan rupiah di pagi hari dapat memengaruhi harga komoditas impor. Hal ini berpotensi menurunkan biaya impor dan menekan inflasi domestik, meskipun dampaknya akan terlihat dalam beberapa hari ke depan.
Secara keseluruhan, rupiah yang stabil dan cenderung menguat memberikan optimisme bagi investor dan pelaku usaha. Tren ini diharapkan bertahan jika kondisi regional tetap terkontrol dan sentimen pasar tetap positif.
Rupiah dibuka stabil di level Rp16.716 per dolar AS pada perdagangan Senin, 24 November 2025. Kondisi ini berbeda dengan mayoritas mata uang Asia yang melemah, termasuk baht, yen, dan won.
Ringgit Malaysia dan dolar Hongkong menjadi mata uang yang menguat tipis terhadap greenback. Stabilitas rupiah menjadi sinyal positif bagi perdagangan domestik, investor, dan perusahaan yang melakukan transaksi internasional.