JAKARTA - PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry (LPPI) memanfaatkan momentum pasar modal dengan menawarkan obligasi dan sukuk berkelanjutan tahap I senilai Rp 1 triliun.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat struktur pendanaan, sekaligus mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis.
Penerbitan ini terdiri dari obligasi berkelanjutan IV tahap I senilai Rp 500 miliar, serta sukuk mudharabah berkelanjutan III tahap I senilai Rp 500 miliar. Target total masing-masing penerbitan mencapai Rp 5 triliun untuk obligasi dan Rp 3 triliun untuk sukuk.
“Dana hasil penawaran umum akan digunakan sebagian untuk membayar utang lama dan sisanya untuk modal kerja perusahaan,” jelas manajemen dalam prospektus ringkas yang diterbitkan baru-baru ini.
Detail Obligasi Berkelanjutan Lontar Papyrus
Obligasi berkelanjutan IV tahap I LPPI akan diterbitkan dalam dua seri. Seri A bernilai pokok Rp 250 miliar dengan kupon tetap 7% dan tenor tiga tahun. Seri B juga sebesar Rp 250 miliar, namun dengan kupon 7,5% dan jangka waktu lima tahun.
Penerbitan obligasi ini mendapat rating idA dari Pefindo, yang menunjukkan kualitas kredit yang stabil dan menarik bagi investor institusi maupun individu.
“Target total obligasi berkelanjutan IV adalah Rp 5 triliun. Tahap I senilai Rp 500 miliar menjadi langkah awal dalam strategi pendanaan jangka panjang,” terang manajemen. Dana ini sebagian akan digunakan untuk membayar kewajiban lama, termasuk pembayaran kupon, pokok obligasi, serta pinjaman bank dalam rupiah dan dolar AS.
Sukuk Mudharabah Berkelanjutan: Alternatif Pendanaan Syariah
Selain obligasi, LPPI juga menawarkan sukuk mudharabah berkelanjutan III tahap I senilai Rp 500 miliar, dengan dua seri serupa. Seri A memiliki nilai Rp 250 miliar dengan imbal hasil 7% dan tenor tiga tahun, sementara Seri B senilai Rp 250 miliar dengan imbal hasil 7,5% untuk lima tahun.
“Total target sukuk mudharabah berkelanjutan III mencapai Rp 3 triliun,” kata manajemen. Dana dari sukuk akan digunakan untuk membayar utang lama sebesar Rp 200 miliar, serta modal kerja seperti pembelian bahan baku, energi, bahan pembantu produksi, dan biaya overhead.
Sukuk ini memperoleh rating idA(sy) dari Pefindo, sehingga menjadi instrumen yang menarik bagi investor yang mencari pendanaan berbasis syariah dengan risiko terukur.
Penjamin Emisi dan Jadwal Penerbitan
Pelaksanaan penawaran obligasi dan sukuk melibatkan 11 perusahaan sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Beberapa di antaranya adalah PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, dan PT Maybank Sekuritas Indonesia.
Jadwal penawaran telah ditetapkan sebagai berikut:
Efektif: 2 Desember 2025
Penawaran umum: 4–5 Desember 2025
Penjatahan: 8 Desember 2025
Pembayaran investor: 9 Desember 2025
Distribusi dan pengembalian pemesanan: 10 Desember 2025
Pencatatan di BEI: 11 Desember 2025
Dengan jadwal yang terstruktur, investor dapat mempersiapkan alokasi dana untuk investasi pada obligasi dan sukuk ini. Penjamin emisi bertanggung jawab memastikan proses penawaran berjalan lancar dan sesuai ketentuan OJK.
Alokasi Dana: Utang Lama dan Modal Kerja
Hasil penerbitan obligasi akan dialokasikan untuk membayar utang lama senilai Rp 300 miliar. Rinciannya mencakup pembayaran kupon obligasi Rp 105,16 miliar, pokok dan kupon obligasi Rp 131,81 miliar, serta angsuran pokok dan bunga pinjaman bank sebesar Rp 63,02 miliar.
Sisa dana akan digunakan sebagai modal kerja perusahaan, termasuk pembelian bahan baku, energi, bahan pembantu produksi, bahan bakar, barang kemasan, dan biaya overhead. Langkah ini bertujuan memastikan kelangsungan operasional perusahaan tetap stabil, sekaligus mempersiapkan ekspansi produksi di masa depan.
Sementara itu, sukuk mudharabah akan digunakan untuk menggantikan dana utang sebesar Rp 200 miliar. Alokasi rinci mencakup pembayaran pokok sukuk Rp 139,5 miliar, angsuran pokok pinjaman bank Rp 60,5 miliar, dan sisanya untuk modal kerja operasional.
Langkah Strategis Memperkuat Struktur Keuangan
Penerbitan obligasi dan sukuk berkelanjutan ini menjadi bagian dari strategi LPPI untuk memperkuat struktur keuangan dan mendukung pertumbuhan jangka panjang. Dengan kombinasi instrumen konvensional dan syariah, perusahaan mampu menjangkau berbagai profil investor dan meningkatkan likuiditas di pasar modal.
“Langkah ini sejalan dengan rencana ekspansi kami dan pengelolaan utang yang lebih efisien,” jelas manajemen.
Strategi ini juga menunjukkan komitmen LPPI pada keberlanjutan, baik dalam aspek keuangan maupun operasional, mengingat obligasi dan sukuk berkelanjutan sering digunakan untuk proyek-proyek ramah lingkungan dan efisiensi energi.
Dengan penerbitan obligasi dan sukuk senilai Rp 1 triliun, Lontar Papyrus memperkuat posisi di pasar modal, sekaligus menyediakan dana untuk mengurangi utang lama dan mendukung modal kerja.
Langkah ini diharapkan mendorong stabilitas operasional perusahaan, meningkatkan kepercayaan investor, serta mendukung pertumbuhan industri pulp dan kertas di Indonesia.