Saham

Saham Teknologi Pimpin Penguatan Saat IHSG Terkoreksi Tipis Menjelang Akhir November 2025

Saham Teknologi Pimpin Penguatan Saat IHSG Terkoreksi Tipis Menjelang Akhir November 2025
Saham Teknologi Pimpin Penguatan Saat IHSG Terkoreksi Tipis Menjelang Akhir November 2025

JAKARTA - Pergerakan pasar saham Indonesia menuju akhir November menghadirkan dinamika menarik bagi investor yang memantau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Walau indeks ditutup nyaris stagnan, beberapa saham teknologi justru menunjukkan penguatan solid dan sukses menopang laju perdagangan.

Pada Jumat 21 November 2025, IHSG ditutup melemah tipis sebesar 0,07% ke level 8.414,35. Kondisi tersebut menunjukkan pasar bergerak hati-hati di tengah tekanan penurunan saham kapitalisasi besar.

Sebanyak 274 saham mencatat kenaikan harga pada perdagangan tersebut dan menggambarkan arah pasar tidak sepenuhnya bearish. Namun, 352 saham harus terkoreksi dan 187 lainnya tidak mengalami perubahan harga sama sekali.

Tekanan utama indeks muncul dari saham big caps seperti TLKM yang merosot 3,85 persen dan berpengaruh signifikan karena bobotnya yang besar dalam indeks. Saham keuangan lain seperti BBRI dan BBNI juga ikut melemah sehingga menahan potensi penguatan indeks.

Di sisi perdagangan, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia masih berada di level tinggi mencapai Rp15.421 triliun. Hal ini menunjukkan minat terhadap aset domestik masih kuat meskipun volatilitas meningkat.

Saham Penggerak Utama IHSG Didominasi Teknologi dan Energi Terbarukan

Saham teknologi menjadi mesin pendorong indeks pada perdagangan itu dan GOTO mencatat kenaikan signifikan. GOTO melejit 6,67% dan menarik perhatian karena volume transaksi yang cukup besar.

Selain GOTO, saham BRMS juga menorehkan pertumbuhan bagus dengan kenaikan 4,21%. EMTK bahkan melonjak lebih tinggi lagi dengan penguatan 8,62 persen.

Dalam kelompok lain, saham-saham milik Grup Barito ikut menghijau dengan kinerja stabil. Saham BREN menguat 0,51 persen menuju harga Rp9.850 per lembar.

TPIA juga menunjukkan performa positif dengan kenaikan 1,04 persen ke level Rp7.275. Sementara itu, saham PANI turut naik 0,90 persen meski IHSG mendatar dan pasar bergerak cenderung menunggu momentum.

Dari sektor energi dan pertambangan, DSSA mencatat peningkatan 0,50 persen menuju Rp100.000 per saham dan terus menunjukkan daya tarik bagi investor. Sementara itu, saham TLKM justru melemah dan menjadi kontras dibanding saham teknologi lainnya yang menghijau.

Perbedaan performa antar big caps menunjukkan investor beralih fokus pada saham yang dianggap masih memiliki ruang pertumbuhan besar. Hal ini turut membuat sektor technology tampil sebagai sektor berkinerja terbaik pada perdagangan tersebut.

Sektor technology berhasil mencatat lonjakan sebesar +2,72 persen dan menjadi pemimpin penguatan di antara 11 sektor. Sebaliknya, sektor financials turun paling dalam dengan koreksi 0,61 persen.

Aksi Asing dan Pergerakan Emiten Besar Warnai Sentimen Pasar

Investor asing mencatat penjualan bersih di pasar reguler sebesar Rp232,30 miliar dan ini menjadi sinyal risiko yang masih diperhatikan. Jika ditotal di seluruh pasar, nilai net sell asing bahkan mencapai Rp26,57 triliun.

Meskipun aksi jual asing menekan pasar, sejumlah sentimen korporasi masih menjadi perhatian pelaku pasar. Salah satunya datang dari aksi pembagian dividen oleh emiten telekomunikasi besar EXCL.

EXCL telah menetapkan pembagian dividen tunai sebesar Rp2,89 triliun dan akan diberikan kepada seluruh pemegang saham sesuai keputusan yang disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Nilai dividen setara 30,6 persen dari total laba ditahan sehingga dinilai cukup besar bagi investor.

Jika dihitung per saham, pembagian dividen mencapai Rp159 dan menghasilkan dividend yield 5,8 persen dari harga penutupan pada 21 November. Cum date ditetapkan pada 1 Desember dan pembayaran dijadwalkan pada 11 Desember sehingga investor memiliki waktu menentukan strategi masuk dan keluar.

Selain EXCL, emiten SULI juga menjadi sorotan karena rencana aksi korporasi berupa dua private placement. Persetujuan rencana tersebut akan diminta melalui RUPSLB pada 19 Desember mendatang.

Private placement pertama rencananya diterbitkan hingga 632 juta saham dengan nilai nominal Rp100 per lembar. Private placement kedua berjumlah 356 juta saham nominal Rp150 dan menjadi bagian dari langkah restrukturisasi kewajiban perusahaan.

Restrukturisasi itu ditujukan untuk penyelesaian kepada Gelora Patriot Jaya dan SAS Global Jaya. Investor mengamati perkembangan ini karena akan memengaruhi struktur permodalan dan valuasi saham ke depannya.

Rekomendasi Saham untuk Trading Awal Pekan

Beberapa saham memperoleh perhatian analis karena peluang teknikal yang menarik untuk trading harian. Analis memberikan daftar saham berikut dengan strategi yang disesuaikan kondisi pasar saat ini.

Saham pertama adalah GOTO yang direkomendasikan beli pada rentang 62-64 dengan target 66-68. Stoploss disarankan pada level 59 untuk mengelola risiko secara optimal.

Saham berikutnya EMTK dengan rekomendasi beli pada area 1.245-1.255 dan target 1.275-1.300. Level stoploss berada di posisi 1.170 jika momentum melemah.

Selanjutnya saham INDO mendapatkan sinyal beli pada rentang 294-300 dengan target 306-314. Stoploss berada pada 278 guna mencegah penurunan lebih dalam.

Kemudian saham SCMA disarankan beli di rentang 372-376 dan target 386-394. Analis memberi batas stoploss di 350 jika tekanan jual meningkat.

Rekomendasi terakhir adalah saham BANK dengan area beli pada 845-855 dan target penguatan 875-895. Stoploss aman ditempatkan di level 800 sesuai pergerakan teknikal.

Semua rekomendasi tersebut harus tetap disesuaikan dengan profil risiko investor dan kondisi pasar saat dilakukan transaksi. Keputusan jual beli sepenuhnya menjadi tanggung jawab investor masing-masing dan perlu pengelolaan risiko yang cermat.

Pembukaan Pasar Awal Pekan Mengawali Sentimen Positif

Pada Senin 24 November 2025 pukul 09.05 WIB, IHSG sempat dibuka menguat 0,32 persen menuju 8.441,55. Ini menunjukkan bahwa peluang penguatan masih mungkin terjadi jika tekanan jual mereda.

Sebanyak 293 saham menguat pada sesi awal, sementara 196 melemah dan 467 tidak berubah. Komposisi ini memberikan harapan bahwa momentum beli bisa kembali terbentuk dalam waktu dekat.

CUAN memimpin penguatan saham berkapitalisasi besar dengan lonjakan 2,65 persen menuju Rp2.320. TLKM kali ini justru bergerak positif dengan kenaikan 1,71 persen dan memberikan napas untuk sektor telekomunikasi.

AMMN juga naik 1,54 persen dan menunjukkan investor masih percaya pada sektor pertambangan mineral. Jika momentum terjaga, indeks berpotensi menembus angka psikologis baru pada pekan berjalan.

Pasar saham Indonesia tetap menjadi arena yang dinamis dan penuh peluang menarik bagi investor yang jeli membaca arah pasar. Kombinasi saham pendorong berbasis teknologi dan rilis aksi korporasi menjadi pendorong volatilitas dan arah IHSG sepanjang pekan ini.

Para pelaku pasar kini menanti apakah sektor teknologi akan terus mempertahankan penguatan atau rotasi sektor kembali terjadi. Perjalanan IHSG masih sangat terbuka dan akan terus bergerak seiring respons investor terhadap kondisi ekonomi global dan domestik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index